Followers

Wednesday 27 December 2023

Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

 

 



Pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang Saya pelajari dalam modul ini ada banyak. Salah satunya adalah pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pengajaran (onderwijs) dan pendidikan (opvoeding).

Pengajaran (ontherwijs)

Pendidikan (opvueding)

Proses pendididkan dalam memberikan ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.

Memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.



Ki Hadjar Dewantara menjelaskan tujuan pendidikan itu untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Proses “menuntun”, anak diberikan kebebasan namun pendidik selaku “pamong” harus memberi arahan dan tutunan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi, membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku-nya untuk menjadi manusia seutuhnya. Kekuatan sosio-kultural menjadi proses “menebalkan” kekuatan kodrat anak yang masih samar-samar.



Pernahkan teman-teman menonton film budi pekerti?

Sumber gambar: https: //assets.techverse.asia/media/2023/10/11/1697009046_65264d968323d_zwqxePl61lG0kIqWGw7e.jpg

Film tersebut mengambil judul “budi pekerti” yang kata tersebut merupakan salah satu pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara menjelaskan budi pekerti sebagai cipta (kognitif) + karsa (afektif) = karya (psikomotor). Budi pekerti merupakan kecerdasan yang sejak awal telah diterima dan diberikan yaitu sejak dalam pendidikan keluarga saat pembentukan watak individual. Budi pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, dan karya. Budi pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.

pengalaman baru yang Anda peroleh dalam modul ini dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda.

Pengalaman baru yang saya peroleh dalam modul ini yaitu saya mengawali mulai dari diri bukan hanya menggali pengetahuan yang saya miliki tetapi saya dituntut untuk mencoba memikirkan harapan dan ekspektasi saya ke depan. Pada tugas individua da tugas membuat video pendek, disitu selain belajar public speaking dan editing saya juga mau tidak mau harus memahami materi pendidikan dan sosial budaya dalam mata kuliah filosofi pendidikan Indonesia. Berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara saya belajar budi pekerti itu dimulai dari keluarga, pendidikan anak dipengaruhi kodrat alam dan zaman, serta pendidikan  dan pengajaran dibedakan.

Perubahan diri yang saya alami yang saya peroleh setelah mempelajari modul pendidikan dan sosial budaya ini ada beberapa hal. Saya sekarang memahami apa perbedaan dari pengajaran dan pendidikan, dimana pada pendidikan terdapat tuntunan terhadap segala kodrat kepada anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Proses “menuntun” pendidik sebagai “pamong” agar anak mendapatkan arahan yang tepat. Pendidikan juga harus memperhatikan kodrat alam yaitu bentuk dan lingkungan anak dan memperhatikan kodrat zaman dimana pendidikan yang diajarkan harus selalu dinamis dan mengikuti perubahan zaman agar tetap relevan dan kontekstual. Walaupun pendidikan dinamis ada satu hal yang tetap harus diajarkan dan tidak berubah yaitu pendidikan mengenai karakter budi pekerti. Hal-hal inilah yang akan saya praktikkan di sekolah dan kelas saya nanti.

Proses pembelajaran dan suasana kelas yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara secara konkret sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di kelas dan sekolah Anda.

Proses pembelajaran dan suasana kelas yang mencerminkan perilaku Ki Hadjar Dewantara secara konkret sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di kelas dan sekolah saya yaitu sebagai berikut. Saat ini saya melaksanakan PPL di SD Negeri Plaosan 1, Mlati, Sleman, DIY. Pendidikan yang dilakukan di sana bukan hanya semata mengajarkan ilmu atau hal kognitif saja tetapi juga memberikan pendidikan karakter mengenai kegiatan sehari-hari seperti membuang sampah pada tempatnya, saat piket kelas bukan hanya membersihkan kelas namun juga merawat tanaman dengan menyiraminya. Kegiatan ini termasuk ke dalam pendidikan (opvoeding) karena selain diajarkan guru juga ada yang memberikan contoh nyata dengan mambantu menyiram tanaman dan memungut sampah yang ada di selasar. Hal ini juga termasuk dalam pendidikan karakter budi pekerti dimana anak belajar untuk menyingkirkan ego dan melakukan aksi untuk kepentingan bersama seperti memungut sampah yang berserakan demi kenyamanan bersama walaupun saat itu bukan jadwal piketnya.

Penulis: Valerius Riko Hernawan, S.Pd.

No comments:

Post a Comment