Refleksi Pengalaman Belajar Setiap Mata kuliah (LK 2)
231135103 - Valerius Riko Hernawan
Indikator | Pertanyaan Identifikasi Diri |
Nama mata kuliah | Prinsip Pengajaran dan Asesmen II |
Reviu pengalaman belajar | Pengalaman belajar apa yang berguna dan menarik?
Pengalaman belajar yang menurut saya berguna dan menarik adalah saat kami melakukan pembelajaran di kelas seperti biasa. Hal yang membuat menarik dan berguna adalah saat itu model pembelajarannya dibuat menjadi tugas kelompok dan kami diandaikan sebagai guru yang kelompok 1. mengajar di daerah pantai, kelompok 2. mengajar di daerah hutan rimba, dan kelompok 3. mengajar di daerah pegunungan. Kebetulan saya masuk ke kelompok pegunungan dan kami disebut Agung = Anak Gunung. Kegiatan ini menjadi berguna karena kami diminta untuk memikirkan sumber daya yang ada untuk membuat suatu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan TaRL serta CRT. Setelah diskusi kelompok, setiap kelompok maju menjelaskan hasil diskusinya. |
Pengalaman belajar apa yang berguna tetapi kurang menarik?
Pengalaman belajar yang menurut saya berguna tetapi kurang menarik adalah saat mengerjakan tugas kelompok 1.1 kami membuat sebuah instrumen asesmen. Kami membuat sebuah asesmen awal non kognitif untuk mengetahui gaya belajar peserta didik kelas III. Ternyata beberapa kelompok lain juga membuat asesmen yang seperti itu namun bentuknya berbeda, hal ini menjadi kurang menarik karena saat presentasi teman-teman terlihat bosan. Kelompok 1 menggunakan instrumen pertanyaan saja, milik kelompok kami harus menjawab dengan mewarnai bintang, sedangkan kelompok lain hanya menggunakan ppt dan mengerjakan di buku tulis. Hal berguna muncul ketika diberi penjelasan oleh pak Sebastianus bahwa seharusnya saat ini gaya belajar bukan lagi 3 namun 4 yaitu Visual, Audio, Reading-writing, dan Kinestetik. |
Pengalaman belajar apa yang menarik tapi kurang berguna?
Pengalaman belajar yang menurut saya kurang berguna adalah saat ujian tengah semester saya terlambat mengumpulkannya, padahal itu berupa artikel. Hal yang membuat menarik adalah teman-teman saya bukan hanya PPL namun juga teman sekelas tetap mensupport saya dalam penyelesaian tugas tersebut. |
Pengalaman belajar apa yang tidak menarik dan tidak berguna dalam konteks sebagai calon guru?
Selama saya mengikuti perkuliahan PPA II semua pembelajarannya ada yang menarik dan berguna, ada yang menarik, serta ada pula yang berguna, namun tidak saya temukan yang tidak menarik dan tidak berguna. Perkuliahan PPA II dalam konteks sebagai calon guru memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi saya. |
|
Refleksi pengalaman belajar | Apa yang telah terjadi?
Kesadaran yang muncul setelah saya melalui berbagai pengalaman di atas adalah kegiatan bermain peran sebenarnya dapat menjadi menarik dan berguna. Kegiatan di kelas yang dalam bayangan hanya itu-itu saja dan terkesan membosankan sebenarnya dapat diubah tergantung kreativitas guru dan keterlibatan peserta didik menjadi penting. Selain itu sebagai calon guru profesional perlu mempersiapkan diri bila nantinya berada di situasi khusus misal mengajar di gunung, pantai, bahkan hutan rimba. Teori-teori seperti pendekatan CRT dan TaRL dapat digunakan sebagai persenjataan dalam menghadapi kondisi lingkungan baru. Menghadapi sesuatu yang baru, misal seperti peserta didik baru perlu kita berikan asesmen awal non kognitif gaya belajar VARK sehingga ketika nantinya dilakukan pembelajaran dapat efektif. Ada kalanya kita di atas dan di bawah sebisa mungkin tetap menyemangati dan mendukung teman-teman ataupun orang-orang di sekitar kita karena sedikit semangat itu sangat berarti bagi mereka. |
Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Hal tersebut dapat terjadi karena merupakan pengalaman konkret yang telah saya alami serta saya mendapatkan insight setelah pengalaman-pengalaman nyata tersebut saya refleksikan dalam diri saya. |
|
Analisis artefak pembelajaran | Artefak-artefak pembelajaran mana yang dapat saya jadikan bukti dukung hasil refleksi pengalaman belajar?
Mengapa artefak ini yang saya pilih?
Beberapa artefak ini yang saya pilih karena ini merupakan bukti konkret dari pengalaman-pengalaman yang saya jelaskan saat reviu pengalaman belajar. Artefak pertama berupa tulisan hasil diskusi kelompok kami yaitu anak gunung. Artefak kedua adalah tugas 1.1 tentang asesmen awal non kognitif tentang gaya belajar peserta didik yang telah kami susun. Artefak ketiga adalah artikel yang saya gunakan untuk pengerjaan tugas UTS mata kuliah PPA II. |
Bagian mana dari artefak ini yang mendukung hasil refleksi saya?
Tugas anak gunung saya pilih sebagai artefak pertama karena ini merupakan hasil diskusi kelompok kami yaitu kelompok gunung. Kami merefleksikan diri dan mengandaikan bagaimana jika kami mengajar di daerah pegunungan. Kegiatan ini memantik dan membuka insigt serta kami mencoba menghasilkan solusi dengan kolaborasi diskusi dalam kelompok. Teori yang kami pelajari seperti pendekatan CRT dan TaRL pun kami gunakan. Asesmen awal non kognitif yang kami gunakan pada tugas 1.1 semula masih menggunakan pembagian gaya belajar menjadi tiga yaitu visual, audio, dan kinestetik. Setelah mendapat masukan dari pak Sebastianus kami mendapatkan update bahwa saat ini gaya belajar telah dibagi menjadi empat yaitu: visual, audio, reading-writing, dan kinestetik. Seorang pendidik memang seharusnya selalu memperbaharui pengetahuannya dan sebisa mungkin up to date. Pengalaman terlambat mengumpulkan tugas ini menjadi pengalaman yang berharga juga dan dapat menjadi pelajaran di masa yang akan datang. |
|
Rumusan hasil refleksi berupa pembelajaran bermakna | Apabila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa, perubahan apa yang akan saya lakukan? Bila saya mengajar atau membahas topik ini, dengan mempertimbangkan prinsip pembelajaran bermakna yang berpusat kepada siswa perubahan yang akan saya lakukan adalah sebagai calon guru professional sejak sekarang kita perlu mempersiapkan diri terutama di tempat-tempat di Indonesia dengan seluruh keunikan budaya dan kenampakan geografisnya. Pendidik profesional juga harus senantiasa memperbaharui pengetahuannya dengan yang sedang tren atau kebaharuan ilmu pengetahuan dari yang lalu. Kesalahan jangan menjadi batu sandungan namun jadikanlah itu sebagai batu pijakan untuk melompat lebih tinggi demi kegiatan belajar mengajar yang baik untuk peserta didik. |
|
No comments:
Post a Comment